Kamis, 10 Desember 2009

Gambar Kerajinan Gerabah di Lombok....









Bagi anda yang tertarik dengan kerajinan gerabah ini, bisa langsung menghubungi

Khairil Anwar (081917928617)
Uswatun Hasanah (081944901807)
Baiq Annisa Harthaty (081907300853)

Atau langsung datang ke Desa banyumulek, Lombok Barat.

gerabah lombok


Gerabah Lombok Siap Menembus Pasar

BERBICARA soal gerabah atau tembikar, Pulau Lombok tidak dapat dipisahkan dengan kerajinan tradisional tersebut. Kelekatan masyarakat Sasak dengan gerabah, seperti dikisahkan dalam cerita rakyat Dewi Anjani. Dalam cerita tersebut, Dewi Anjani mengirimkan seekor burung pembawa pesan, manuk bre, untuk menolong sepasang manusia yang kebingungan menanak beras hasil panen pertama mereka. Melalui burung pembawa pesan itu, Dewi Anjani kemudian mengajari manusia mengolah tanah gunung menjadi periuk.

Dewasa ini, kerajinan gerabah telah menjadi bagian hidup lebih dari 10.000 perajin yang tersebar di wilayah itu, khususnya terpusat di tiga desa sentra, yaitu Desa Banyumulek di Lombok Barat, Desa Penujak di Lombok Tengah, dan Desa Masbagik Timur di Lombok Timur. Belum lagi ribuan perajin lainnya yang menyediakan atribut dan variasi gerabah, satu di antaranya berupa anyaman rotan ketak. Di sisi lain, lebih dari separuh perajin adalah kaum perempuan, mulai dari remaja sampai nenek-nenek.

Kerajinan gerabah Lombok, yang sejak tragedi ledakan bom Bali kehilangan pasar, kini mulai bangkit dengan memperkenalkan aneka desain kreatif yang siap merebut pasar internasional.

Sebanyak 200 prototipe gerabah terbaru diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah bagi perajinnya. Para perajin gerabah, seperti di Desa Penujak, Praya Barat, Lombok Tengah, Selasa-Rabu (15-16 Mei), mengakui bahwa selama ini perajin masih berada pada level memproduksi hanya sebatas permintaan konsumen. Bahkan, mereka rela menjual hasil produksinya meskipun hasilnya boleh dibilang masih dalam tahap setengah jadi.

Ayuningsih, perajin gerabah, mengatakan, kondisi pasar domestik, terutama pascaledakan bom Bali, makin sulit diharapkan. Kedatangan turis asing ke ruang pamer juga sulit diharapkan. Para perajin belakangan ini lebih berkonsentrasi melayani pesanan konsumen saja, misalnya permintaan dari Jepang.

"Sekarang ini kami ingin menunjukkan karakteristik Lombok dengan menyesuaikan selera dan tren pasar. Kami mulai bangkit kembali dengan sentuhan desain yang lebih kreatif, bahkan siap menembus pasar ekspor," kata Arief, desainer pendamping perajin gerabah Lombok. Dipamerkan di Jerman Keyakinan para perajin untuk bisa menembus pasar internasional muncul setelah British Council memboyong Jhan Stanley (34) ke Lombok.

Desainer keramik dan kaca dari Universitas Sunderland, Inggris, itu diboyong untuk menularkan ilmunya di bidang desain kepada perajin gerabah. Mulai 23-27 Mei 2007, sebagian gerabah itu akan dipamerkan dalam Craft Industry Exhibition di Jakarta Convention Center.

Rencananya, hasil karya ini juga akan dipamerkan dalam Tendence Lifestyle International Trade Fair di Frankfurt, Jerman, 24-28 Agustus 2007. Berdasarkan catatan Kompas, tahun 2004 volume ekspor gerabah ke 30 negara mencapai 538,7 ton dengan nilai 934.861 dollar AS, turun dibandingkan dengan tahun 2003 yang mencapai 1.380.599 dollar AS.